Mina-san,
Kumiko-chan mau berbagi cerita setelah menghadiri seminar gratis masyarakat Jepang kontemporer di UI yang bertema “Current Issues on Japanese Society” pada tanggal 14 Mei 2009. Sebenarnya sih seminar itu dua hari, tanggal 13 dan 14 Mei, tapi karena Kumiko-chan punya urusan kuliah, jadi cuma bisa datang tanggal 14 Mei. Cuma senpai (Ayumu-san) yang hadir full dua hari. Tunggu aja cerita dari Senpai untuk yang tanggal 13 Mei ya n_n
Di tanggal 14 ada 3 presentasi, yakni;
1. "Fantastic World of Tezuka Osamu" (on Manga)
Oleh Professor SHUHEI HOSOKAWA, Ph.D dari Nichibunken
2. "A Grammar of Japanese Regional Laughter; Values and Sentiments Seen in the Comedy of Osaka and the Kansai Area"
Oleh: Assistant Professor TIMOTHY KERN dari Nichibunken
3. "The Soft Power of Japanese Culture: Cultural Promotion by Groups with a Common Interest"
Oleh Drs. EMAN SUHERMAN, M.Hum dari University of Gadjah Mada, Yogyakarta
Nah, di bawah ini gambaran singkat presentasinya, satu per satu:
Presentasi Pertama
Tezuka Osamu (1928-1989) dianggap sebagai King of Manga oleh para Nihonjin. Ada yang kenal Sensei yang satu ini? Yup, dialah si penulis Astro Boy atau yang dalam Nihongo dikenal sebagai Tetsuwan Atom. Prof Shuhei bercerita bagaimana pria kelahiran Kansai ini memiliki gaya Amerika dalam menggambar dan berkarir di dunia medis sebelum mulai menggambar manga. Karya lainnya yang menjadi masterpiece adalah Hi no Tori a.k.a Fire Bird (Phoenix) yang tidak lagi bertema kepahlawanan sebagaimana Astro Boy, melainkan bertema filosofi.
Presentasi Kedua
Timothy Kern bercerita mengenai "budaya melucu" orang Osaka dan daerah Kansai. Bagi orang Osaka, tertawa itu penting dan membuat orang tertawa adalah suatu kebajikan. Wow, cocok sepertinya buat Tomodachi Club, yang rajin ketawa tiap pertemuan.. hohoho.. (ups, out of topic... gomene...). Mengapa lelcuon orang Osaka ini dibahas dalam seminar? Karena rupanya komedi ala Osaka kini telah mendominasi media Jepang. Keren.
Berikut ini adalah salah satu video komedi ala Kansai yang juga diputar selama seminar:
Presentasi Ketiga
Bapak Eman mempresentasikan bagaimana propaganda Jepang yang berupa soft power, terutama culture aspect, berjalan sukses, terutama dampaknya pada remaja Jogjakarta (secara si Bapak ini berasala dari UGM). Setidaknya, di Jogja sekarang sudah berdiri 11 komunitas pencinta budaya Jepang. Iii-wow! Keren. Tomodachi Club juga belum ada apa-apanya, karena sebagian mereka sudah punya aktivitas seru yag rutin, semisal Nihon Bunkasai, Cosplay/J-Style, Festival J-Pop/J-Rock, dan Parade Band Visual-Kei. Keren ya. Ganbatte, T-Club, jangan mau kalah n_n
Sekian ya, cerita dari Kumiko-chan. Jangan lupa dunk dikomentar n_n
(written by MC, resource from M Kumiko)
Kumiko-chan mau berbagi cerita setelah menghadiri seminar gratis masyarakat Jepang kontemporer di UI yang bertema “Current Issues on Japanese Society” pada tanggal 14 Mei 2009. Sebenarnya sih seminar itu dua hari, tanggal 13 dan 14 Mei, tapi karena Kumiko-chan punya urusan kuliah, jadi cuma bisa datang tanggal 14 Mei. Cuma senpai (Ayumu-san) yang hadir full dua hari. Tunggu aja cerita dari Senpai untuk yang tanggal 13 Mei ya n_n
Di tanggal 14 ada 3 presentasi, yakni;
1. "Fantastic World of Tezuka Osamu" (on Manga)
Oleh Professor SHUHEI HOSOKAWA, Ph.D dari Nichibunken
2. "A Grammar of Japanese Regional Laughter; Values and Sentiments Seen in the Comedy of Osaka and the Kansai Area"
Oleh: Assistant Professor TIMOTHY KERN dari Nichibunken
3. "The Soft Power of Japanese Culture: Cultural Promotion by Groups with a Common Interest"
Oleh Drs. EMAN SUHERMAN, M.Hum dari University of Gadjah Mada, Yogyakarta
Nah, di bawah ini gambaran singkat presentasinya, satu per satu:
Presentasi Pertama
Tezuka Osamu (1928-1989) dianggap sebagai King of Manga oleh para Nihonjin. Ada yang kenal Sensei yang satu ini? Yup, dialah si penulis Astro Boy atau yang dalam Nihongo dikenal sebagai Tetsuwan Atom. Prof Shuhei bercerita bagaimana pria kelahiran Kansai ini memiliki gaya Amerika dalam menggambar dan berkarir di dunia medis sebelum mulai menggambar manga. Karya lainnya yang menjadi masterpiece adalah Hi no Tori a.k.a Fire Bird (Phoenix) yang tidak lagi bertema kepahlawanan sebagaimana Astro Boy, melainkan bertema filosofi.
Presentasi Kedua
Timothy Kern bercerita mengenai "budaya melucu" orang Osaka dan daerah Kansai. Bagi orang Osaka, tertawa itu penting dan membuat orang tertawa adalah suatu kebajikan. Wow, cocok sepertinya buat Tomodachi Club, yang rajin ketawa tiap pertemuan.. hohoho.. (ups, out of topic... gomene...). Mengapa lelcuon orang Osaka ini dibahas dalam seminar? Karena rupanya komedi ala Osaka kini telah mendominasi media Jepang. Keren.
Berikut ini adalah salah satu video komedi ala Kansai yang juga diputar selama seminar:
Presentasi Ketiga
Bapak Eman mempresentasikan bagaimana propaganda Jepang yang berupa soft power, terutama culture aspect, berjalan sukses, terutama dampaknya pada remaja Jogjakarta (secara si Bapak ini berasala dari UGM). Setidaknya, di Jogja sekarang sudah berdiri 11 komunitas pencinta budaya Jepang. Iii-wow! Keren. Tomodachi Club juga belum ada apa-apanya, karena sebagian mereka sudah punya aktivitas seru yag rutin, semisal Nihon Bunkasai, Cosplay/J-Style, Festival J-Pop/J-Rock, dan Parade Band Visual-Kei. Keren ya. Ganbatte, T-Club, jangan mau kalah n_n
Sekian ya, cerita dari Kumiko-chan. Jangan lupa dunk dikomentar n_n
(written by MC, resource from M Kumiko)
22.15 |
Category:
J-Unique
|
3
komentar
Comments (3)
bener banget,,dapet banget deh pengetahuan seputar masyarakat jepang kontemporer dr seminar yg di adain di UI,,klo yg hari pertama tentang religion di Jepang nanti bahan2nya aq ksh admin biar di post,,gak rugi deh,,sambil melatih English and Japanese juga..hehe
emang bener enak bgd ikut seminar nya,,,
rugi ga ikut???
btw,, da yg nyaruh2 jd m kumiko nih..
wah bisa dituntut tuch kepengadilan cuz mengaku-ngakui nama orng imut
hahahahaha
gak ada yg mengakui koq... baca lebih detil lagi: "written by MC, resource from M Kumiko"...